Dusun Kinahrejo yang tadinya asri menjadi luluh lantak diterjang
wedus gembel. Pohon-pohon besar yang rindang tinggal cerita. Erupsi Merapi 2010
meninggalkan kisah yang memilukan. Kini, kisah pilu tinggal kenangan. Bunga
kembali bermekaran di dusun Kinahrejo. Roda kehidupan kembali ditata. Di antara
pohon besar yang tumbang tanaman perdu tampak menghijau. Asa kembali membuncah,
meski rasa pilu tetap menyeruak ketika mengingat masa lalu. Perlahan namun
pasti, dusun Kinahrejo kembali berbenah. Luka dan penderitaan mulai dilupakan.
Kehidupan baru dijalani.
. Ada banyak aktifitas di sana. Mulai dari aksi penanaman pohon,
kaderasi, sampai dengan kegiatan wisata alam. Setidaknya, aktifitas pengunjung
di sana pun mendatangkan berkah untuk masyarakat.
Masyarakat Kinahrejo yang menjadi korban bencana
kehilangan orang yang mereka cintai. rumah dan harta benda mereka. Untuk
bangkit dari kejadian tersebut masyarakat sekitar mendirikan Paguyuban
masyarakat Kinahrejo untuk mempermudah penyaluran bantuan dan organisasi dalam
pembangunan pasca bencana dan juga terkait dengan alokasi dana yang dihasilkan dari
retribusi wisata Kinahrejo. Dana social tersebut diberikan kepada anak yatim
dan lansia sebagai tali asih tanda persaudaraan .
Untuk masuk ke sana, kita akan menemui 2 buah loket masuk yang
dikelola oleh masyarakat. Tidak mengenakkan karena untuk satu tempat kita harus
mengeluarkan biaya dua kali. Semoga saja tidak menjadi “aji mumpung”. Banyaknya
pengunjung yang datang ke Kinahrejo pun memberi keuntungan lain. Parkir
kendaraan menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Tidak mengherankan ada
banyak pilihan tempat parkir di dusun ini. Semoga sumber penghasilan ini
dikelola dengan kearifan lokal sehingga tidak menjadi persoalan di sana.
Antusiasme masyarakat menjadikan orang kreatif. Berbagai alternatif
ditawarkan oleh masyarakat. Untuk naik ke bekas rumah Mbah Maridjan, pengunjung
harus berjalan kaki. Kalau tidak mau bersusah payah, ada penyewaan motor dengan
biaya Rp. 20.000,- atau dengan menyewa jeep seharga Rp. 50.000 untuk durasi waktu
tertentu. Di areal parkiran dan sepanjang jalan menuju rumah Mbah Maridjan
terdapat rumah-rumah sederhana yang menjajakan makanan dan minuman serta
souvenir. Jadi tidak perlu takut akan kelaparan. Kreatifitas yang mendatangkan
keuntungan.
Kinahrejo dahulu telah berbeda dengan Kinahrejo sekarang. Sejauh
mata memandang, tak ada lagi penghalang. Tumbangnya pohon-pohon besar
memberikan pesona tersendiri. Alam menampakkan wujud aslinya. Panorama indah
berbalut warna hijau menjadi daya tarik luar biasa. Bukit-bukit kecil dengan
cekungannya yang curam terlihat jelas. Benar-benar sebuah pemandangan yang
kontras. Di sela-sela pemandangan yang menghijau, tampak jelas sisa-sisa pohon
yang tumbang atau meranggas terpanggang wedus gembel. Bekas-bekas rumah yang
telah luluh lantak pun menjadikan pemandangan semakin kontras.
Karakter
yang pelu diteladani dari masyarakat Kinahrejo adalah
1. persaudaraan
yang erat
2. mempunyai
keimanan dan optimisme yang baik akan datangnya hari esok yang membawa mereka
pada kehidupan yang indah. Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
3. Sosok
mbah Maridjan yang patriotisme beliau
menjalankan tugas yang diembankan dengan penuh amanah, tanggung jawab,
kesederhanaan, tetapi penuh dengan kebersahajaan serta tetap dicintai oleh
masyarakat di sekelilingnya.
4. Mbah Maridjan
merupakan bukti nyata keteguhan hati seorang manusia terhadap tugas dan
kepercayaan yang diperoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar