Selasa, 18 Desember 2012

Kearifan Lokal dan Karakter Masyarakat Dusun Kinahrejo Lereng Merapi


Dusun Kinahrejo yang tadinya asri menjadi luluh lantak diterjang wedus gembel. Pohon-pohon besar yang rindang tinggal cerita. Erupsi Merapi 2010 meninggalkan kisah yang memilukan. Kini, kisah pilu tinggal kenangan. Bunga kembali bermekaran di dusun Kinahrejo. Roda kehidupan kembali ditata. Di antara pohon besar yang tumbang tanaman perdu tampak menghijau. Asa kembali membuncah, meski rasa pilu tetap menyeruak ketika mengingat masa lalu. Perlahan namun pasti, dusun Kinahrejo kembali berbenah. Luka dan penderitaan mulai dilupakan. Kehidupan baru dijalani.
. Ada banyak aktifitas di sana. Mulai dari aksi penanaman pohon, kaderasi, sampai dengan kegiatan wisata alam. Setidaknya, aktifitas pengunjung di sana pun mendatangkan berkah untuk masyarakat.
Masyarakat Kinahrejo yang menjadi korban bencana kehilangan orang yang mereka cintai. rumah dan harta benda mereka. Untuk bangkit dari kejadian tersebut masyarakat sekitar mendirikan Paguyuban masyarakat Kinahrejo untuk mempermudah penyaluran bantuan dan organisasi dalam pembangunan pasca bencana dan juga terkait dengan alokasi dana yang dihasilkan dari retribusi wisata Kinahrejo. Dana social tersebut diberikan kepada anak yatim dan lansia sebagai tali asih tanda persaudaraan .
Untuk masuk ke sana, kita akan menemui 2 buah loket masuk yang dikelola oleh masyarakat. Tidak mengenakkan karena untuk satu tempat kita harus mengeluarkan biaya dua kali. Semoga saja tidak menjadi “aji mumpung”. Banyaknya pengunjung yang datang ke Kinahrejo pun memberi keuntungan lain. Parkir kendaraan menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Tidak mengherankan ada banyak pilihan tempat parkir di dusun ini. Semoga sumber penghasilan ini dikelola dengan kearifan lokal sehingga tidak menjadi persoalan di sana.
Antusiasme masyarakat menjadikan orang kreatif. Berbagai alternatif ditawarkan oleh masyarakat. Untuk naik ke bekas rumah Mbah Maridjan, pengunjung harus berjalan kaki. Kalau tidak mau bersusah payah, ada penyewaan motor dengan biaya Rp. 20.000,- atau dengan menyewa jeep seharga Rp. 50.000 untuk durasi waktu tertentu. Di areal parkiran dan sepanjang jalan menuju rumah Mbah Maridjan terdapat rumah-rumah sederhana yang menjajakan makanan dan minuman serta souvenir. Jadi tidak perlu takut akan kelaparan. Kreatifitas yang mendatangkan keuntungan.
Kinahrejo dahulu telah berbeda dengan Kinahrejo sekarang. Sejauh mata memandang, tak ada lagi penghalang. Tumbangnya pohon-pohon besar memberikan pesona tersendiri. Alam menampakkan wujud aslinya. Panorama indah berbalut warna hijau menjadi daya tarik luar biasa. Bukit-bukit kecil dengan cekungannya yang curam terlihat jelas. Benar-benar sebuah pemandangan yang kontras. Di sela-sela pemandangan yang menghijau, tampak jelas sisa-sisa pohon yang tumbang atau meranggas terpanggang wedus gembel. Bekas-bekas rumah yang telah luluh lantak pun menjadikan pemandangan semakin kontras.
Karakter yang pelu diteladani dari masyarakat Kinahrejo adalah
1.      persaudaraan yang erat
2.      mempunyai keimanan dan optimisme yang baik akan datangnya hari esok yang membawa mereka pada kehidupan yang indah. Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
3.      Sosok mbah Maridjan yang patriotisme beliau menjalankan tugas yang diembankan dengan penuh amanah, tanggung jawab, kesederhanaan, tetapi penuh dengan kebersahajaan serta tetap dicintai oleh masyarakat di sekelilingnya.
4.      Mbah Maridjan merupakan bukti nyata keteguhan hati seorang manusia terhadap tugas dan kepercayaan yang diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar