PERAN BUDAYA DALAM MEMPERKOKOH
KETAHANAN BUDAYA BANGSA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Masalah
Pada saat ini banyak masyarakat
awam yang mengartikan bahwa kebudayaan sebagi kesenian, meskipun kita
mengetahui bahwa kesenian hanyalah salah satu dari kebudayaan . Indonesia
merupakan negara yang sedang dalam tahap berkembang untuk menjadi sebuah negara
industri. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya perkembangan pada masing-masing
bidang yang mengikuti negara-negara yang
telah menjadi neara industri.
Kebudayan merupakan salah satu bidang
yang mengalami perubahan baik disadari atau tidak disadari adanya perubahan
itu. Semakin berkembangnya tekhnologi yang terjadi pada zaman globalisasi akan
mempermudah masyarakat untuk menjaga atau kemungkinan terburuknya melupakan
bahwa masyarakat Indonesia lah yang memiliki kebudayaan itu.
Adanya ketahanan budaya terhadap budaya
sendiri merupakan salah satu cara bagaimana masyarakat menjaga kebudayaan
masyarakat dan menyaring budaya yang masuk tanpa menghilangkan kebudayaan yang
dimiliki.
Apabila kebudayaan yang ada di Indonesia
dapat menjadi suatu kebanggan bagi masyarakatnya dan adanya rasa memiliki
bersama tanpa merendahkan kebudayaan lain dalam negeri sendiri, maka kebudayaan
akan dapat berperan untuk meningkatkan ketahanan nasional suatu bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Study kasus
Angklung untuk Perkuat Ketahanan Budaya
Angklung yang merupakan alat musik tradisional
dari Jawa Barat ini dinilai dan ditetapkan dalam Sidang ke-5 Komite
Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (Inter-Governmental Committee for the Safeguarding
of the Intangible Cultural Heritage (IGC-ICH) yang berlangsung di Kenya.
Menurut UNESCO, angklung memenuhi kriteria sebagai warisan budaya takbenda
dunia antara lain karena, angklung merupakan bagian penting identitas budaya
masyarakat di Jawa Barat dan Banten. Seni musik ini mengandung nilai-nilai
dasar kerjasama, saling menghormati dan keharmonisan sosial.
Pengukuhan angklung sebagai warisan budaya
dunia dilakukan oleh UNESCO hari ini, Kamis, 18 Nopember 2010 di Nairobi,
Kenya. Angklung ditetapkan sebagai “Representative
List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity” (Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia).
Situs Warisan Dunia. Penetapan angklung sebagai Budaya Takbenda
Warisan Manusia, menambah panjang daftar warisan dunia yang terdapat di
Indonesia. Di dunia saat ini tercatat 911 situs yang diakui sebagai warisan dunia. Dari seluruh situs tersebut, 11 diantaranya dimiliki
Indonesia.
Udjo Ngalagena
5 Maret 1929, adalah hari di saat pasangan suami istri
Wiranta dan Imi dikarunia putra keenam mereka, yang kemudian diberi nama Udjo.
Udjo kecil sudah memperlihatkan bakatnya dan
ketertarikannya dalam dunia seni, musik dan budaya sejak usia balita. Udjo
mempelajari Angklung dalam dua tangga nada dasar, yaitu diatonik dan pentatonik,
hal ini menjadikannya mahir untuk memainkan berbagai jenis musik, mulai dari
musik tradisional Sunda dan lagulagu popular Indonesia, serta juga, lagu dari
negara Belanda.
Kepiawaiannya dalam berkesenian terus berkembang
seiring dengan berjalannya waktu. Dan kemudian Udjo menjadi seorang guru
kesenian di beberapa sekolah di Bandung. Keinginannya untuk terus maju
mendorongnya untuk mempelajari kesenian langsung dari para maestro kesenian
Sunda, mereka adalah : Mang Koko sang ahli Kecapi; Rd. Machyar Angga
Kusumahdinata seorang guru gamelan; dan Daeng Soetigna sang inventor Angklung
diatonik. Tak lama kemudian, Udjo didaulat untuk menjadi asisten dari Daeng
Soetigna, dan kemudian mewakilinya untuk memimpin sebuah pertunjukan musik.
Saung Angklung Udjo (SAU) merupakan sebuah tujuan
wisata budaya yang lengkap, karena SAU memiliki arena pertunjukan, pusat
kerajinan bambu dan workshop untuk alat musik bambu. Disamping itu, kehadiran
SAU di Bandung menjadi lebih bermakna karena kepeduliannya untuk terus melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan Sunda – khususnya Angklung – kepada masyarakat
melalui sarana pendidikan dan pelatihan.
Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena beserta istrinya Uum Sumiati mendirikan sebuah sanggar kesenian Sunda, yang kita kenal dengan SAU. SAU dibangun di atas sebuah landasan yang kuat dan dedikasi yang tinggi untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Sunda.
Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena beserta istrinya Uum Sumiati mendirikan sebuah sanggar kesenian Sunda, yang kita kenal dengan SAU. SAU dibangun di atas sebuah landasan yang kuat dan dedikasi yang tinggi untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Sunda.
Analisis
kesenian sebagai bagian dari Kebudayaan
Nasional memperoleh maknanya dalam kaitan dengan pemahaman dan apresiasi
nilai-nilai kultural. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya
bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan
kesenian yang mampu melahirkan “nilai-tambah kultural”. Pakem-pakem seni (lokal
dan nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat.
Analisis permasalahan peran budaya
daerah memperkuat ketahanan budaya bangsa dengan memperhatikan kondisi
lingkungan baik dari dalam adanya kebudayaan tercipta maupu dari luar, dimana
budaya baru berasal.
1.
Kekuatan
a.
Kebudayaan
yang beragam
Indonesia
merupakan negara dengan berbagai macam kebudayaan yang mampu dibanggakan dan
diperkenalkan kepada dunia luar. Supaya negara dan budaya asing mengetahui
ragam kebudayaan di indonesia, karena terdiri dari suku, etnis , dll.
b.
Mempunyai
peraturan yang jelas
semua negara dan pemerintahan mempunyai
peraturan sesuai aturan yang berlaku di dalam masyarakat atau daerah tersebut
c.
Kebudayaan yang tersebar
setiap
daerah memiliki masing-masing kebudayaan yang berbeda.
2.
Kelemahan
Ø Kebudayaan asing yang lebih bebas
daripada kebudayaan lokal menyebabkan adanya sifat enggan bagi masyarakat
daerah untuk mempelajari budaya yang dimilikinya.
Ø Terbatasnya jumlah masyarakat yang
terdapat di suatu daerah.
karena adanya pekerjaan kta yang lebih menjanjikan dibandungkan dengan pelaku kebudayaan, sehingga banyak masyarakat yang melakukan urbanisasi.
karena adanya pekerjaan kta yang lebih menjanjikan dibandungkan dengan pelaku kebudayaan, sehingga banyak masyarakat yang melakukan urbanisasi.
Ø Sulitnya
mengembangkan kebudayaan dari daerah masing-masing. Karena kebudayaan yang
berbeda-beda dan aksesnya sebagian kebudayaan cukup jauh
Ø Kurangnya
pengontrolan dari pemerintah pusat terhadap budaya yang masuk di negara
indonesia
Ø Pola pikir
masyarakat yang berbeda, karena tidak semua masyarakat mempunyai pemikiran yang
sama terhadap suatu hal yang di inginkan
3.
Peluang
v Kebudayaan
merupakan alat pemersatu bangsa , karena dengan adanya budaya maka tercipta lah
suatu masyarakat atau lingkungan sosial
v Dengan
adanya dimensi untuk meningkatkan pola pikir masyarakat seperti Otonomi daerah,
dengan adanya otonomi daerah masyarakat semakin berkembang ilmu pengetahuannya
v Meningkatkatnya
kualitas pendidikan yang ada di indonesia
4.
Hambatan.
·
Perbedaan
materi antara desa dengan kota dimana kota yang lebih mementingkan materi.
Karena dengan materi dikota menentukan tinggi derajatnya seseorang
·
Teknologi yangs semakin canggih membuat
masyarakat tidak mau berpikir karena mengikuti perkembangan teknologi tanpa
memahami ilmu nya.
·
banyak konflik-konflik yang terjadi di
negara indonesia ini seperti : konflik geng motor yang baru-baru ini terjadi di
daerah riau, karena selisih paham anatar geng motor tersebut.
·
Banyak pejabat yang korupsi sehingga
sulit melestarikan suatu kebudayaan yang ada di indonesia.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
a.
Kebudayaan
secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat
(tentang segala perikehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan),
yang banyak terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi kesenian.
b.
Meningkatkan pola pikir anak muda
untuk mengetahui tentang pentingnya mempertahankan kebuadayaan untuk yang akan
datang
c.
Jika suatu budaya tidak ingin
hilang maka perlu kontrol dari masyarakat atau daerah tersebut. Karena
kebudayan merupakan nilai ketahan yang harus di lestarikan.
2.
Saran
a.
Mengajarkan kebudayaan kepada
anak-anak karena pentingnya suatu kebudayaan
b.
Bagi para pemerintah yaitu menteri
kebudayaan dan pariwisata mengadakan sosialisai tentang kebudayaan, karena
pentingnya suatu kebudayaan
c.
Menimbulkan kembali kebudayaan yang
mulai hilang supaya tetap ada untuk generasi anak muda yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
alisengara.wordpress.com/2010/02/01/membangun-ketahanan-budaya-bangsa-melalui-kesenian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar